ASPETER Di Simalungun Untuk Swasembada Daging 2017


Simalungun - ASPETER (Asosiasi Peternak Indonesia) membentuk kepengurusan yang diikuti oleh sepuluh kecamatan kepengurusan di tingkat kabupaten. Peristiwa ini berlokasi di Jalan Sangnawalu, Krasaan, Kecamatan Pematang Bandar .

Pembentukan kepengurusan ASPETER berlangsung pada tanggal 29 bulan November 2016 kemarin. Dengan Ketua Abdul Muis, maka diharapkan dapat membuat warna baru di Kabupaten Simalungun ASPETER.

Abdul menjelaskan bahwa ASPETER telah terbentuk sejak tahun 2014 yang lalu, baru kali ini dapat hadir di Simalungun tentunya dengan membawa visi dan juga misi yang baik dengan tujuan membantu program pemerintah dalam swasembada daging pada tahun 2017 mendatang.

Pihaknya mengetahui bahwa kini Indonesia masih saja mengimpor daging dari negara-negara tetangga hanya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen yang berasal dari Indonesia, maka semua itu tidak terlepas dari kerja sama antar semua pihak di dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

ASPETER Indonesia mengajak pihak pemerintah, lanjut Abdul, dalam melaksanakan program tersebut tentu harus bisa untuk merangkul seluruh pihak yang memang mengusasi bidang peternakan.

Abdul Muis diharapkan dari kepengurusan ASPETER yang ada di Simalungun, maka dapat menjalin kerja sama dan juga melaksanakan Program Pemerintah terkait dengan swasembada daging.

Kepengurusan DPD Aspeter Sumatera Utara, selain Abdul Muis sebagai ketua dan juga Sekretaris Mukhsin Manurung, Bendahara Wagianto, dan sejumlah pengurus yang lain.

Dijelaskan, sinergi yang akan dilakukan dengan pemerintah meliputi dukungan terhadap program-program yang tengah dijalankan, serta membantu pihak pemerintah di dalam mewujudkan sasaran program tersebut.

Selain itu, organisasi ini telah menyusun sejumlah visi dan misi pemberdayaan dari para anggota, dengan tetap diselaraskan dengan program yang telah dijalankan oleh pemerintah.

Abdul mengatakan bahwa yang menjadi sasaran utama, pihaknya menginginkan agar para peternak utamanya anggota Aspeter dapat mandiri, dan pada akhirnya mampu untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi.

Kondisi peternakan di Simalungun pun mendapat perhatian dari Bupati Simalungun DR Jopinus Ramli Saragih SH MM. Hal ini terwujud dengan meninjau sebuah lokasi peternakan babi yang dikabarkan mempunyai permassalahan limbah

Permasalahan limbah diungkapkan oleh Luhut di sebuah Rumah Komisi II DPRD Simalungun. Luhut menjelaskan bahwa limbah Allegrindo telah lama bermasalah, tahun sebelumnya juga telah mendapat protes dari warga sekitar Danau Toba.

Selain limbah, tanah perluasan peternakan membuat pemilik peternakan mendapatkan permasalahan di tahun tersebut. Kasus tanah ini sempat dibahas pada tahun 2011 yang lalu.

Hal ini diungkapkan oleh Luhut di Ruang Komisi II DPRD Simalungun, pada hari Rabu tanggal 18 bulan April 2012 yang lalu.

Disebutkan olehnya, keluhan ini berasal dari warga Dusun Salbe, Nagori Domu Togu Nauli, Kecamatan Dolok Parmadean.

Akibat munculnya permasalahan ini, Bupati Simalungun, JR Saragih sempat turun untuk meninjau lokasi peternakan babi tersebut. Hal ini salah satu wujud untuk menyikapi keluhan dari warga di Dusun Salbe.

Komisi II berencana untuk turun langsung ke lapangan meminta keterangan warga dan juga mengambil sampel dari limbah Allegrindo terutama limbah kental yang dibuang pada malam hari.

B Sinaga (56), warga dari Nagori Tiga Ras, di Kecamatan Dolok Parmadean, ketika dihubungi menyebutkan bahwa selain warga Dusun Salbe, warga yang ada di sekitar Tiga Ras juga merasa keberatan dengan keberadaan Allegrindo yang membuang limbah ke Danau Toba.

Sejak Allegrindo beroperasi, warga yang berada di sana, jelas B Sinaga, sudah merasa keberatan dengan perusahaan yang memang membuang limbah ke Danau Toba.
Previous
Next Post »