Panen Bawang Merah Bersama Masyarakat, JR Saragih Bertekat Kembalikan Kejayaan Simalungun


Simalungun - Era tahun 90’an wilayah Kabupaten Simalungun merupakan salah satu penghasil komoditi Bawang Merah terbesar di Sumatera Utara dan mampu mencukupi kebutuhan pasar bawang merah di Sumatera. Selain Program pengembangan klaster bawang merah dan bawang putih di Kabupaten Karo oleh Gubernur Sumatera Utara, JR Saragih selaku Bupati Simalungun juga gencar ingin mengembalikan masa kejayaan Simalungun sebagai penghasil pertanian bawang merah di Sumatera Utara.
Bawang merah

Selasa 8 Oktober 2016 Bupati JR Saragih didampingi Dandim 0207 Simalungun, Anggota DPRD Simalungun, beberapa Kepala Dinas SKPD Kabupaten Simalungun dan Muspika Kecamatan Purba melakukan panen raya bawang merah di musim kemarau bersama Kelompok Wanita Tani Purba dan Kelompok Tani Jaya II Purba Sipingan di Kecamatan Purba.
Pada kesempatan kali ini JR Saragih menegaskan tahun 2017 akan memprioritaskan sektor pariwsata dan pertanian menjadi sumber utama penghasilan di wilayahnya (Simalungun) sekaligus mensejahterakan masyarakatnya sebagai tujuan utamanya.

Sendi Warto Purba, Ketua Kelompok Petani mengatakan, wilayahnya saat ini memiliki lahan seluas 50 hektare yang ditanam bawang merah, yaitu untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari seluas 20 hektare dan pembenihan seluas 30 hektare. Setiap hektarnya, saat musim kemarau menghasilkan 19.2 ton bawang merah dengan harga jual Rp 25.000 per kilo gram. Sedangkan di luar musim kemarau mampu menghasilkan 30-35 ton per hektar. Saat musim kemarau produksi menurun dikarenakan kekurangan pasokan air.

“Tanaman bawang ini sangat mengandalkan pasokan air. Kendalanya adalah saat ini sumur galian yang ada di lahan pertanian masih kurang,” ungkap Sendi.

Ditambahkan juga oleh Sendi, kendala lainnya adalah belum adanya jaminan stabilitas harga pertanian dari pemerintah kabupaten. Ketika petani bawang over supplay yang terjadi adalah harga produksi jadi turun drastis. Hal ini mengakibatkan para petani kurang nyaman untuk kembali bertani. Alhasil, para petani pun mengalihkan fungsi lahannya dengan produksi lain.

Untuk itu, Sendi berpesan kepada Pemerintah Kabupaten agar membuatkan semacam lumbung pertanian untuk menampung penghasilan yang over supplay, sehingga mampu mengendalikan harga di pasar.

Sementara itu, JR Saragih, Bupati Simalungun menyatakan dan memberikan semangat ke para petani untuk tidak putus asa apalagi mengalih fungsikan lahannya.

“Pemerintah Kabupaten Simalungun akan membeli seluruh hasil pertanian yang ada di wilayahnya. Kemudian produk tersebut akan dilabeli Made In Simalungun. Dengan demikian, sudah tidak ada alasan bagi petani untuk mengalihfungsikan lahan pertaniannya,” ungkap JR Saragih.

Pada tahun 2017 mendatang Pemkab Simalungun akan membuat program kerja dengan menjadikan setiap kepala dinas sebagai bapak angkat bagi kelompok tani untuk kemudian minimal menggarap 10 hektare lahan, mulai dari proses tanam, panen, hingga pemasarannya.

“Hal ini dilakukan agar para petani merasa nyaman dan tidak mengalihfungsikan lahannya,” jelas Bupati Simalungun.
Pemerintah Kabupaten Simalungun pun ingin memiliki lahan pertanian yang terzonaisasi hasil kerjasama SKPD dengan kelompok tani.

“Misal satu kepala dinas dan kelompok tani menanami lahan 10 hektar dengan bawang, kemudian 10 hektar lagi untuk padi, terus 10 hektar di tanam sayuran, begitu seterusnya dengan varietas yang berbeda,” harap Bupati.

Seperti diketahui, bahwa Kabupaten Simalungun pernah meraih penghargaan sebagai swasembada pangan beberapa tahun lalu. Kemudian tahun mendatang Kabupaten Simalungun pun menjadi proyek percontohan nasional untuk penanaman padi gogo seluas 500 hektare.

“Untuk itu, kita pun akan tetap menjaga sebagai penghasil swasembada nasional dan penghasil bawang terbesar di Sumatera Utara,” ucap JR Saragih di hadapan para petani.

JR Saragih pun menegaskan tahun 2017 mendatang hendak menyandingkan Pariwisata dengan Pertanian. Sebagaimana yang diinstruksikan presiden agar daerah di seluruh Indonesia menjadikan Pariwisata dan Pertanian sebagai leading sector pendapatan.

“Kabupaten Simalungun unggul untuk semua itu. Dari sisi Pariwisata punya Danau Toba, Simalungun pun terkenal dengan argohultikultura. Jadi, saat orang berkunjung ke Simalungun dapat melihat Danau Toba, rumah bolon, kemudian menikmati hasil pertanian secara nyaman dan indah. Sebab semua tertata rapi,” tutup JR Saragih, Bupati Simalungun penuh optimesme.
Previous
Next Post »