JR Saragih Donasikan Dana 120 Juta Rupiah Untuk Kemajuan Pendidikan


Simalungun - Masa kecil JR Saragih, Bupati Simalungun, yang hidup sebatang kara dan kurang kasih sayang dari orang tua, menggerakan hatinya pada Sabtu (5/11/2016) untuk datang dan berbagi suka cita di perayaan Syukuran Ulang Tahun ke-41 Panti Asuhan Zarfat Huria Kristen Indonesia di Bah Sampuran, Kecamatan Jorlanghataran, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Panti Asuhan Zarfat didirikan pada 1 Nopember 1975 dan terus bertahan sampai sekarang mendidik anak-anak kurang mampu untuk meraih cita-citanya.

JR Saragih di hadapan para jemaat dan anak panti asuhan Huria Kristen Indonesia mengatakan, jangan pernah merasa perlu dikasihani karena hanya menjadi anak yatim maupun piatu. Sebab itu hanya membuat mental anak-anak panti kurang berkembang dan berani menghadapi hidup dan tantangan yang akan mereka hadapi.

“Masa kecil saya dulu (keadaannya) tidak jauh berbeda seperti mereka, kurang kasih sayang dari orang yang kita cintai. Akan tetapi saya tidak mau dikasihani. Saya mempunyai semangat untuk hidup mandiri dan bekerja keras dalam meraih cita-cita,” ungkap JR Saragih memberi motivasi.

Untuk itu, Bupati Simalungun ini berpesan kepada anak-anak panti untuk tetap kuat menjalani hidup, jangan meminta belas kasihan, dan teguh dalam meraih cita-cita. “Waktu kecil dulu, Saya mempunyai cita-cita dan hidup mandiri hingga menjadi seperti sekarang ini. Intinya adalah, disiplin, kerja keras dan mengapai cita-cita,” ungkap JR Saragih.
JR Saragih berjanji akan mencari bibit unggul yang ada di setiap panti asuhan untuk dididik menjadi akademi militer (Akmil) dan atau akademi polisi (Akpol).

“Dalam 30 tahun ke depan, saya ingin salah satu dari panti asuhan sini ada yang menjadi militer ataupun polisi. Dengan demikian akan ada regenerasi yang berkualitas dari Kabupaten Simalungun,” ungkap JR Saragih yang tak kuasa menitikkan air mata menyaksikan tatapan polos dari anak-anak panti.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Bupati Simalungun ini pun mendonasikan uang pembinaan pendidikan sebesar Rp 100 juta untuk anak panti asuhan dan Rp 20 Juta untuk para pengasuh panti.

“Jujur saya katakan, kenapa masih pagi sudah sampai di panti asuhan ini, karena saya ingin melihat anak-anak panti merayakan ulang tahun mereka dalam nuansa suka cita dan dengan busana yang baru. Untungnya, saya melihat anak-anak panti ini penuh dengan suka cita. Untuk itu saya memberi apresiasi kepada para pengasuh yang ada di panti ini,” urai JR Saragih, Bupati Simalungun.

Sementara itu, salah satu dari ibu jemaat HKI menjelaskan, mengaku terkejut sekaligus haru dan bangga, bahwa JR Saragih, Bupati Simalungun datang lebih awal. Bahkan sebelum panitia penyelenggara acara datang.

Untuk itu, para panitia penyelenggara pun menyatakan apresiasinya. “Sebagaimana diketahui dan sudah bukan menjadi rahasia, seringkali JR Saragih untuk masalah amal maupun kegiatan sosial selalu dinomer satukan. Meskipun agenda kerjanya sangat padat,” ujar salah satu jemaat yang mengaku bangga dengan JR Saragih, Bupati Simalungun.

Hal senada pun disampaikan oleh Sekertaris Jenderal Huria Kristen Indonesia, Batara Sihombing. Menurut Batara Sihombing, JR Saragih adalah sosok pemimpin yang religius dan takut akan Tuhannya.

“Dulu, ketika HKI ingin bertemu di kantor dinasnya, Pak Bupati ini justru menyatakan—karena ini adalah layanan Tuhan—biar saya yang datang ke kantor atau gereja HKI. Ini adalah contoh yang baik dan layak ditiru, yakni seorang pemimpin yang memiliki jiwa melayani kepada masyarakatnya dengan tulus,” urai Batara Sihombing.

Pada kesempatan ini pula, JR Saragih mengaku terharu dengan anak-anak panti asuhan Zarfat yang kreatif membuat sebuah buku yang mampu menginspirasi para pembacanya.
“Saya kagum dengan karya tulis anak-anak ini. Meski secara editorial bukan rulisan mereka, namun anak-anak panti harus diapresiasi. Sebab, mereka berani, jujur, dan polos menceritakan keadaan sesungguhnya dalam sebuah buku,” ujar JR Saragih bangga.

Pada kesempatan tersebut, Panti Asuhan Zarfat memang mengaku menyelenggarakan lomba menulis untuk kategori penulisan berita, profil, pantun, puisi dan lainnya. Salah satu tulisan yang menjadi pemenang dalam lomba tersebut berjudul “Rindu Pada Ibuku”.

Salah satu ketua penyelenggara menyatakan sangat antusias melihat anak didiknya dalam mengikuti kompetisi ini. Padahal, waktu mereka sangat terbatas. Mereka hanya memiliki waktu dua minggu untuk menjadikan tulisan mereka menjadi bacaan yang menginspirasi para pembacanya.

“Sesampainya di rumah, buku hasil karya tulisan anak panti ini akan saya kasihkan kepada anak dan istri, agar mereka dapat belajar dan mendapat inspirasi dari karya tulisan anak panti yang ada di sini. Dan, umumnya para penduduk yang ada di Kabupaten Simalungun,” tutup JR Saragih bangga.
Previous
Next Post »