JR Saragih Berpesan Kepada Alumni Universitas Efarina Agar Menginspirasi dan Terus Berkarya


Simalungun - 19 November 2016. JR Saragih, Pendiri Yayasan Universitas Efarina bersama Hulman Sitorus dan Hefriansyah pasangan calon Walikota Pematangsiantar, Johalim Purba, Ktua DPRD Kabupaten Simalungun, serta para tokoh Agama, hari ini Sabtu (19/11/2016) menjadi saksi lahirnya generasi berkualitas dari Simalungun dalam acara Wisuda Universitas Efarina Angkatan ke II Program D IIII dan Sarjana TA 2017 di Aula Djohan Garingging, Simalungun City Hotel.

Abdiyanto, Rektor Universitas Efarina mengatakan, sejak universitas ini dibuka tahun 2012 hingga tahun ini telah memiliki 1011 mahasiswa dari berbagai daerah. Dan pada tahun akademik 2017, Universitas Efarina kali ini mewisuda sebanyak 137 mahasiswa dari berbagai program studi dan disiplin ilmu.

Pada kesempatan itu, Abdiyanto berpesan kepara mahasiswa yang kini telah berstatus sebagai alumni ini dituntut untuk membangun dan memiliki kepribadian dan komunikasi yang baik. Sebab ini adalah kunci sukses untuk memasuki dunia nyata yaitu dunia kerja.

“Para alumni pun diharapkan untuk berjuang dan bekerja keras agar dapat bersaing dengan tenaga kerja yang lain. Dan, jangan pernah cepat puas dan bangga diri. Harus tetap belajar agar menginspirasi bagi warga Simalungun dan Sumatera Utara Pada umumnya,” tegas Abdiyanto.

Sementara itu, Hulman Sitorus mewakili orang tua undangan menyatakan, agar para alumni menanamkan impian setinggi mungkin, kemudian raihlah dengan kerja keras. Dan jadilah alumni yang mampu memberikan lapangan kerja.

Hal-hal demikian harus memotovasi setiap mahasiswa dalam kehidupan. “Sebagai generasi penerus, jangan mudah memberikan kritik sebelum mampu berbuat untuk kemajuan wilayah kalian,” ungkap Hulman Sitorus dihadapan para alumni.

Harus diakui baik secara langsung maupun tidak langsung, Universitas Efarina saat ini adalah satu-satunya lembaga pendidikan tingkat tinggi yang berada di Kabupaten Simalungun. Universitas ini hadir untuk menjawab kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui tri dharma yaitu, pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat.

Maka tak salah, jika para mahasiswa Universitas Efarina mengucap terima kasih kepada JR Saragih sebagai pendiri yayasan pendidikan ini. Sebab, universitas ini mampu melahirkan para SDM yang mumpuni ditengah-tengah keterbatasan akses pendidikan dan biaya yang menjulang tinggi.

Helnaria Purba, wisudawan terbaik Universitas Efarina TA 2017 mengaku bangga sekaligus terharu mampu menamatkan pendidikannya di kampus ini dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Helnaria pun mengaku siap untuk bersaing dan menginspirasi bagi civitas akademika lainnya.

Hal senada pun di ucapkan oleh Mei Shandi Fransiska Saragih, lulusan terbaik dari program setudi Radiologi. Mei begitu sapaan akrabnya, mengaku berterima kasih kepada JR Saragih karena melalui dirinyalah ia mampu menamatkan pendidikannya selama tiga tahun dan menyandang wisudawan terbaik radiologi dari almamaternya.

Dengan diiringi isak tangis bercampur bangga dan haru, Mei mengaku, berkat JR Saragih yang bersedia menjadi orang tua angkat ia dapat merampungkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan meraih impiannya.

“Saya mampu berdiri disini mengikuti wisuda semua berkat bapak JR Saragih. Beliau mau membiayai seluruh keperluan kuliah saya hingga lulus dan meraih cita-cita saya. Semoga saya tidak mengecewakannya, meraih cita-cita saya dan menginspirasi warga Simalungun lainnya berkat kebaikan beliau,” ujar Mei sembari tak mampu menahan derai air matanya.

JR Saragih, pendiri Yayasan Universitas Efarina menuturkan, setelah menamatkan pendidikan maka ukirlah sejarah dan raih cita-cita untuk kebanggan keluarga, khususnya kedua orang tua. Bawalah nama baik alamamater ini ditengah-tengah masyarakat. Jadilah garam yang terang di lingkungan sekitarnya.

Memori JR Saragih kembali terngiang kepada salah satu alumni yaitu Mei Shandi Fransiska Saragih. Mei, kata JR Saragih, dulunya menjadi asisten rumah tangga di tempatnya. Oleh karena JR Saragih ingin memberikan pendidikan yang lebih agar mampu meraih cita-citanya, makanya JR Saragih pun “memaksa” Mei untuk melanjutkan pendidikannya.

“Dulunya Mei ini bekerja sebagai asisten rumah tangga pak Sekda. Kemudian saya memintanya untuk bekerja ditempat saya. Setelah bekerja sama saya, saya paksa Mei ini sekolah. Meski awalnya menolak akhirnya mau sekolah. Dan sekarang Mei menjadi salah satu wisudawati terbaik di kampus ini,” ungkap JR Saragih Pendiri Yayasan.

Ditegaskan oleh JR Saragih, pendidikan yang tinggi adalah prinsip hidupnya. Itu sebabnya, JR Saragih merasa kurang nyaman jika ada orang disekelilingnya hanya mampu mengenyam pendidikan sekolah di tingkat atas. Apalagi orang tersebut merasa ingin sekolah lebih tinggi dan merubah hidupnya untuk menjadi lebih baik.

“Jangan karena status sosial dan keterbatasan biaya lantas berhenti untuk melanjutkan pendidikan. Ini prinsip saya. Dulu saya adalah seorang tukang kernet angkot. Dan saya tidak malu mengakui status ini. Tapi saya memiliki keinginan untuk sekolah lebih tinggi dan menjadi kebanggaan keluarga. Lalu saya bekerja keras, dan akhirnya bisa menjadi seperti ini,” tutup JR Saragih yang menurut lingkungan sekitar banyak membantu dan atau membiayai sekolah orang yang tidak mampu.
Previous
Next Post »