Sebuah Renungan Untuk Masyarakat Simalungun


Parapat - Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Danau Toba termasuk ke dalam salah satu dari sepuluh kawasan tersebut. Di dalam sebuah acara yang berlangsung pada hari Senin tanggal 31 Oktober 2016 kemarin, Kementrian Perhubungan menjelaskan akan adanya beberapa program terkait dengan dukungan di dalam percepatan sepuluh anggota yang termasuk ke dalam KSPN.

Mengenai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dijelaskan di dalam sebuah rapat yang berlangsung di Hotel Inna Parapat, Danau Toba Sumatera Utara. Pudji Hartanto sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Darat adalah pihak yang memberikan penjelasan.

Para pejabat setempat juga turut hadir di dalam momen ini. Pejabat tersebut terdiri dari Bupati Samosir, Bupati dan Wakil Bupati Toba Samosir, Bupati Tapanuli Utara, Bupati Humbang Hasundutan. Di dalam acara penting ini juga turut dihadiri oleh Jajaran pemerintah di Provinsi Sumatera Utara.

Ada yang janggal di dalam rapat anggota yang mengikuti acara ini.

Tidak terdapat adanya kehadiran Kabupaten Simalungun menjadi hal yang patut dipertanyakan. Padahal, di dalam Danau Toba yang luas tersebut terdapat tujuh kabupaten yang mengelilingi danau tersebut.

Kabupaten yang berjumlah tujuh tersebut adalah Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, Kaupetan Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun, dan yang terakhir adalah Kabupaten Kumbang Hasumbutan.

Pudji memberikan penjelasan bahwa salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang telah mendapat dukungan dari Kementrian Perhubungan adalah Kawasan Wiasata Danau Toba yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

Kata beliau, percepatan yang dilakukan dalam upaya untuk pembangunan wisata adalah dengan memperbaiki dermaga yang di sekitar Danau Toba.

Terkait dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, di tahun 2016, menurut Pudji, ada enam dermaga yang menapatkan perhatian yaitu berupa percepatan pembangunan dan perbaikan dermaga. Dermaga-dermaga tersebut adalah Dermaga Ajibata Rakyat, Dermaga Tomok Wisata, Dermaga Balige, Dermaga Onanrunggu, Dermaga Muara dan Dermaga Nainggolan.

Beliau juga menambahkan bahwa tidak hanya dermaga pelabuhan saja yang mendapat perhatian dari Kementrian Perhubungan, namun juga sektor Lalu Lintas serta Angkutan Jalan. Sektor tersebut meliputi peningkatan terhadap perlengkapan seperti jumlah rambu-rambu untuk menuju obyek wisata Danau Toba serta guard-rail demi keselamatan. Hal ini untuk mengantipasi keselamatan terkait dengan kondisi jalan yang ada di sekeliling Danau Toba yang mempunyai ukuran kecil dan berkelok-kelok.

Kunjungan ini mempunyai tujuan untuk mendukung Danau Toba sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yaitu hari Senin (31/10) hingga Selasa (1/2). Beliau juga menambahkan bahwa sebagai upaya untuk mempermudah mobilitas wisatawan dalam hal menuju obyek wisata maka akan dilakukan sinkronisasi terkait dengan jalur trayek bus dengan jadwal penerbangan pesawat dari Bandara Silangit.

Dari ketujuh Kabupaten yang hadir, termasuk Simalungun, di dalamnya hanya ada empat jumlah saja yaitu, wilayah Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara serta Humbang Hasundutan.

Ada apa dengan pemerintah yang tidak mengikutsertakan Simalungun di dalam rapat yang penting mengenai keberadaan Danau Toba.

Bila kita teringat akan peristiwa ketika JR menangis pada saat Festival Danau Toba maka kemungkinan hal ini akan menjadi kali kedua.

Ketika perayaan diadakan, maka hanya Budaya Simalungun saja yang tidak dihadirkan di dalam rangkaian kegiatan tersebut.

Patut disayangkan sikap dan kebijakan pemerintah terkait dengan hal ini.
Previous
Next Post »