Simalungun - Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2008. Tanggal 28 November telah dipilih terkait dengan hari nasional ini.
Untuk memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, Presiden Joko Widodo, pada hari Senin tanggal 28 bulan November 2016 melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Agenda terkait dengan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) tersebut, dilaksanakan sebagai agenda Senin Pagi yang berpusat di Kabupaten Tuban.
Adapun tema di dalam peringatan ke-9 ini adalah “Pohon dan Hutan Rakyat, untuk Kehidupan, Kesejahteraan dan Sumber Devisa Negara”.
Dalam sebuah siaran pers Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dilakukan kegiatan berupa penanaman sebayank 250.000 batang tanaman. Perusahaan Umum Perhutani menananm sekitar 12 ribu batang dengan bibbit jati pada lahan yang mencapai luas 18,2 hektare.
Penanaman serentak program penanaman 238.000 bibit pohon dengan jenis tanaman seperti jati dan kalianda oleh petani yang bekerja sama dengan Koperasi Produsen Anugrah Bumi Hijau atau disebut dengan Koprabuh seluas 23 hektare.
Penanaman yang dilakukan secara serentak ini juga mempunyai tujuan sebagi ajang pemecahan rekor dunia sebagai penanaman pohon serentak pada satu lokasi dengan jumlah penanaman pohon paling banyak dan tercatat pada Guinness Book of World Record.
Penanaman ini telah direncanakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam jumpa persnya menyatakan telah melakukan peninjauan tempat penyelenggaraan acara, yakni di Desa tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Pohon jati dan kaliandar dipilih karena jenis tanaman ini beruur pendek yang dapat digunakan sebagai bahan baku dari biofuel.
Siti menjelaskan, perhutanan sosial merupakan salah satu program prioritas kementrian dalam hal mendukung pengelolaan hutan rakyat yang mensejahterakan, sekaligus untuk menjaga tutupan lahan.
Masyarakat Tasikharjo umumnya adalah petani, namun karena belakangan harga jagung turun sehingga beberapa petani memilih untuk tidak menggarap lahan mereka.
Setelah penanaman kedua jenis pohon tersebut, warga diharapkan agar dapat mendapatkan manfaat ekonomi jangka pendek dari panen kaliandra dan jangka panjang dari panen jati.
Di Kabupaten Simalungun, lomba menanam pohon juga sempat diselenggarakan meski tidak bertepatan dengan peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HIMPI). Lomba menanam pohon ini terkait dengan kegiatan Kemah Kerja Konservasi (K3). Hal ini telah berlangsung pada hari Kamis tanggal 4 bulan Agustus 2016 lalu.
Bupati Simalungun Dr Jopinus ramli Saragih SH MM menutup kegiatan K3 tadi dan lomba menanam pohon yang berpusat di Simpang Sitahoan Nagori Sipangan Bolon Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Menandai acara penutupan dari kegiatan K3 dan lomba menanam Pohon yang mempunyai tema “Mari menanam, Dinginkan Bumi”, Bupati datang didampingi Kepala Dinas Kehutanan Sarimuda Purba SSos MSi dan juga Keloampok Pecinta Alam dan Lingkungan (KPAL) Akar Rimba, Roma M Purba SHut melakukan kegiatan penanaman pohon.
Menurut Plt Kepala Dinas Kehutanan Sarimuda Purba SSos MSi, kegiatan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan animo dari masyarakat, khususnya para generasi muda agar lebih giat untuk melestarikan lingkungan.
Bupati Simlaungun DR JR Saragih SH MM pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa kawasan ayang ada di sekitar Danau Toba harus tetaplah dihijaukan, sehingga sumber dari rangkapan air karunia Tuhan ini akan tetap lestari. Untuk itu, maka beliau berpesan kepada seluruh elemen masyarakat agar melestarikan hutan dengan sebaik-baiknya sebagai salah satu daerah tangkapan air bagi daerah-daerah lain bisa dipertahankan.

ConversionConversion EmoticonEmoticon