Profil



Jopinus Ramli Saragih (lahir di Medan, Indonesia, 10 November 1968; Umur 46 tahun) merupakan salah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Saat ini dia duduk sebagai Bupati Simalungun periode 2010–2015,  setelah terpilih menjadi BupatI Kabupaten Simalungun daerah pemilihan Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu Legislatif 2009.

TENTANG JR SARAGIH 

"Perubahan lewat disiplin, kerja keras dan bukti nyata. Perubahan dengan nurani, pembangunan berlandaskan budaya”


Slogan diatas mencerminkan perjalanan hidup, pengalaman dan etos kerja yang dimiliki seorang JR Saragih.

Jopinus Ramli Saragih atau dikenal dengan JR Saragih melewatkan masa kecil dengan tidak mudah. Pada tahun 1969, saat masih belum genap berumur 1 tahun, ayahandanya  meninggal dunia. Usia yang seharusnya dihabiskan dengan merasakan kasih sayang orangtua. Kemudian JR Saragih dititipkan kepada neneknya yaitu (alm) Tapi br.Purba (Ibunda Rasen Saragih) yang tinggal di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.  Kasih sayang seorang nenek ia rasakan hingga ia mengenyam pendidikan kelas IV sekolah dasar. Ia pun memutuskan meninggalkan Raya, bertekad melanjutkan sekolah di Kutabaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Tanah Karo. Pendidikan kemudian ia lanjutka di Kutabaru.
Sejak kecil, kerja keras sudah melekat pada dirinya. Tempaan hidup dan kenyataan yang ia hadapi, mengharuskan JR Saragih memenuhi kebutuhan hidup dengan berdikari. Namun ia tidak menyerah. Ia sadar, pendidikan adalah kunci untuk perubahan masa depan. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi  di kemudian hari, untuk berbisnis di bidang pendidikan. Ia yakin, nasib akan diubah oleh diri sendiri, salah satunya dengan mengenyam pendidikan yang baik.

Pada usia yang masih belia, JR Saragih secara mandiri mencari biaya pendidikan tanpa kenal menyerah, meski ia saat itu harus bekerja serabutan.  Menyemir sepatu, menjadi kernet bus Simas dan Sepadan ia jalani dengan keteguhan hati. Dorongan kuat untuk mengubah nasib, menjadikan JR Saragih muda tanpa malu mencari sepeser uang, untuk kehidupan sehari-hari serta biaya pendidikan.

Pada tahun 1984 J.R.Saragih berhasil menamatkan pendidikan SMP dari sekolahnya di Kutambaru , Kecamatan Munthe,Kabupaten Tanah Karo. Ia pun memutuskan untuk J merantau ke Jakarta , untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di tahun 1984.

Di Ibukota, J.R.Saragih tinggal di rumah abangnya yang tertua selama 6 bulan. Kemandirian yang telah tertanam sejak belia, menjadikan JR Saragih mengambil keputusan untuk hidup mandiri.  Ia pun untuk memilih kos di Jakarta dan melanjutkan pendidikan ke SMA-1 Prasasti di bilangan Kemayoran , Jakarta Pusat.

Lagi-lagi, untuk mencukupi kebutuhan dan biaya sekolahnya J.R.Saragih bekerja serabutan. Pekerjaan sebagai buruh galian pasir pernah ia lakoni sepulang sekolah.  Siapa sangka, pekerjaan ini yang kemudian menjadi salah satu langkah penting dalam perjalanan karirnya di bidang militer.

Saat itu JR Saragih bekerja sebagai buruh galian pasir milik Puskopad (Pusat Koperasi Angkatan Darat). Beberapa lama bekerja memeras keringat dengan menambang pasir, JR Saragih mendapat tawaran bekerja paruh waktu di Pusat Primer Koperasi Mabes TNI AD. Tawaran ini, ternyata menjadi titik balik kehidupan JR Saragih.  Kegigihan, sikap pantang menyerah dan kerja keras yang ia tunjukkan menjadikan banyak petinggi TNI AD yang simpatik atas kegigihannya tetap bersekolah dengan menjalani berbagai pekerjaan kasar.


KARIR MILITER J.R. SARAGIH

Persinggungan dengan orang-orang di institusi militer (TNI) Puskopad, memuluskan jalan  untuk terpilih sebagai atlet menembak. Prestasi inilah  yang lantas memuluskan karirnya untuk terjun dan berkiprah di dunia militer. Tekad semakin bulat, disertai keyakinan, bahwa militer adalah pilihan dan jalan hidupnya.

Lulus dari SMA-1 Prasasti,Jakarta Pusat, J.R.Saragih memutuskan mencoba peruntungan dengan mengikuti tes Akademi Militer.  Buah kerja kerasnya tidak sia-sia. Ia diterima sebagai taruna di kampus Akademi Militer (Akmil) di lembah Tidar, Magelang,Jawa Tengah yang dibiayai oleh negara.
J.R.Saragih menempuh pendidikan di Akmil Magelang dan menamatkan pendidikan militernya pada tahun1990-an.  Ia juga memperoleh beasiswa di Akademi Beasiswa dari  Akmil.

Selama setahun, kedisiplinan dan keberanian yang identik dengan seorang personil militer kian menempa pribadi J.R.Saragih di Akademi Militer Magelang. Secara langsung, pendidikan yang ia jalani kian menempa pribadi seorang JR Saragih. Dari pendidikan militer di kawasan Lembah Tidar (Kampus AMN), JR Saragih berhasil membawa pulang pangkat Letnan Dua TNI Angkatan Darat. Berikutnya, ia masuk pendidikan lanjutan ke kampus. Selepas pendidikan selesai, J.R.Saragih langsung bertugas di lingkungan Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD). Ia ditugaskan komandannya sebagai Dansubdenpom/Purwakarta, Jawa Barat.

Karirnya kian cemerlang dengan dipercaya sebagai Dandenpomjuga menjadi salah seorang personel elite Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Pada tahun 2000 silam J.R.Saragih sebagai prajurit muda memperoleh amanah baru. ia ditugaskan segagai Komandan Sub Detasemen Polisi Militer (Dansubdenpom) di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Jabar). Satu titik perjalanan dalam hidupnya inilah, yang kemudian memuluskan jalan lain untuk membuka pintu lebih lebar dalam kehidupan JR Saragih, anak desa yang tak kenal menyerah atas takdir dan kenyataan hidup.

Kehidupan keras yang ia alami, menjadikan JR Saragih mudah terketuk hatinya atas penderitaan orang lain. Khususnya mereka yang tidak berpunya. Pada satu kesempatan J.R.Saragih bertamu ke pendopo kabupaten dan berbincang akrab dengan Bupati Purwakarta saat itu Bunyamin Dudih ,S.H. . J.R.Saragih memperkenalkan diri seraya menjelaskan , bahwa hatinya terketuk untuk ikut membantu kesulitan warga Purwakarta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Ia ingin memberikan andil secara nyata, yaitu dengan  memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau pada mereka.

Ide cemerlang prajurit muda J.R.Saragih tersebut disambut baik petinggi Pemerintah Daerah di Purwakarta . Gaji J.R.Saragih di TNI dijadikan modal untuk usaha memulai usaha klinik kesehatan. Keberanian dan intuisi yang ia miliki, menjadikan usaha di bidang kesehatan berkembang.   Secara bertahap ia bisa membeli tanah seluas 770 meter persegi untuk mengembangkan klinik. Niatan awal hanya untuk membantu  warga masyarakat Purwakarta, ternyata berkembang tanpa diduga. Inilah fondasi awal J.R.Saragih fokus untuk terjun menekuni bisnis di sektor kesehatan.

Berdirinya Rumah Sakit Efarina (Etaham) yang berada di Jalan Bungur Nomor 1 Purwakarta, adalah cikal bakal perkembangan bisnisnya yang bermula dari sebuah klinik kecil di tahun 2000. Keseriusan, visi dan misi yang ia miliki tak sia-sia. Tahun 2008, RS Efarina Etaham yang berawal dari klinik kecil, memperoleh akreditasi RS tipe A dengan total karyawan berjumlah sekitar 300 orang, 120 orang di antaranya adalah dokter.
Bulan Desember 2001  menjadi tanggal penting bagi kehidupan JR Saragih. Ia berkenalan dengan dr.Erunita Anggraini br. Tarigan Girsang, Sp.K.K. (putri dari pasangan Prof.dr.Pangarapan Tarigan,Sp.PD. dan Rehna Ginting). Setelah menemukan banyak kecocokan dalam beberapa kali pertemuan, keduanya memutuskan untuk menikah tepatnya pada Juni 2002.  Setahun berselang, tepatnya pada 16 Juli 2003, pasangan J.R.Saragih dan Erunita Anggraini Tarigan dikaruniai seorang putri yang diberi nama  Efarina Margaretha Saragih. Memiliki pasangan seorang dokter, adalah seperti botol bertemu tutup. Tak hanya mendapatkan pasangan hidup, ia pun mendapatkan partner yang tepat untuk berdiskusi dalam mengembangkan bisnis di bidang kesehatan.

Terbukti dengan lahirnya Akademi Keperawatan Efarina Etaham yang juga berada di Kabupaten Purwakarta. Tujuannya adalah untuk mendorong percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga perawat. Khususnya untuk RS Efarina Etaham ataupun rumah sakit lain.  Keyakinan bahwa pendidikan menjadi kunci utama bagi perubahan diwujudkan secara nyata dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan pada tahun 2011. Inilah bukti nyata pandangan jauh ke depan seorang JR Saragih, yang memiliki perhatian khusus kepada bidang pendidikan.

Intuisi bisnis JR Saragih juga menjadikan RS Efarina Etaham Purwakarta menjadi menjalin kerja sama dengan PT Jamsostek (Persero) di tahun 2011. RS Efarina Etaham meluncurkan produk pelayanan kesehatan berupa paviliun khusus bagi peserta Jamsostek yang diberi nama Trauma Center Jamsostek. Dengan jalinan kerja sama ini, perusahaan atau keluarga pasien tidak perlu mengeluarkan biaya pelayanan kesehatan

KARIR POLITIK

Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya secara materi ia tidaklah kurang. Bukti nyata kerja keras dan pantang menyerah, berbanding terbalik dengan kehidupan yang ia jalani saat kanak-kanak dan juga remaja. Meski usahanya berkembang di tanah Parahiyangan, kegelisahan sebagai seorang putera asli Sumatera Utara kian kerap mengetuk hati dan nuraninya.

Pembangunan tanah Jawa yang ia saksikan demikian pesat, tidak selaras dengan perkembangan yang ia lihat di tanah kelahirannya. Nuraninya merasa terpanggil untuk  membangun tanah kelahiran, ikatan emosional yang tidak akan pernah pudar meski ia sudah berkelana ke bumi Pasundan. Simalungun, tempat ia ditempa menjadi pribadi tangguh saat kecil, dengan budaya dan karakteristik Sumatera Utara yang dikenal tangguh dan pekerja keras. Ia ingin kembali, mengabdi dan berbakti ke tanah kelahiran yang ia cintai. Tanah kelahiran yang ia kenal dengan budaya yang demikian kaya, dan menjadi memori masa kanak-kanak dan akan terus terpatri dalam diri JR Saragih.

Darah dan nafasnya, seiring perjalanan merantau ke belahan lain nusantara, adalah tetap di tanah kelahirannya yang telah memberikan kesempatan untuk menghirup nafas, sekaligus memberi pondasi awal pada makna kerja keras dan kedisiplinan. Hal itulah yang mendorong dirinya bertarung di tahun 2010 dengan maju ke arena pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Simalungun, dipasangkan dengan Hj.Nurhayaty Damanik.  dan akhirnya terpilih menjadi Bupati Simalungun periode 2010-2015.