Gunungsitoli - Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) mendapatkan kunjungan dari Bupati Simalungun DR Jopinus Ramli Saragih SH MM pada hari Jumat tanggal 25 bulan November 2016 kemarin.
Dalam silatrahmi yang dilakukan oleh JR Saragih kepada Ephorus Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Pdt Dr Tuhoni Telaumbanua yang berada di kantor Sinode Gunungsitoli, Ephorus memberikan doa kepada JR agar selalu diberkati dalam upaya untuk mencapai seluruh rencana dalam mensejahterakan masyarakat dan warga gereja.
Banua Niha Kriso Protestan (disingkat BNKP) adalah sebuah kelompok Gereja Kristen Protestan yang berada di Pulau Nias, Sumatera Utara. Kantor Pusat Sinode BNKP berada di Jalan Sukarno No. 22, Gunung Sitoli, Nias, Provinsi Sumatera Utara.
Menurut sejarah, maka Agama Kristen untuk pertama kali dibawa ke pulau Nias oleh sebuah misi Katolik dari negara Perancis, yaitu Missions Etrangers de Paris, namun pekerjaan tersebut berlangsung singkat, 1832-1835.
Masuknya sebuah berita Injil melalui Misi Protestan ke Pulau Nias pada tahun 1865 oleh seorang penginjil Jerman, E. Ludwig Denninger dari Rheinische Missionsgesellschaft (RMG), tepatnya pada tanggal 27 September 1865. Kemudian, tanggal ini dijadikan sebagai “Hari Yubelium BNKP”. Badan misi ini untuk sementara waktu dikirimkan dari Pulau Kalimantan. Ketika itu, penduduk pulau masih memeluk agama leluhur.
Hingga tahun 1900, ketika pemerintah kolonial Belanda masuk. Sehingga, pertumbuhan gereja yang ada di wilayah tersebut berlangsung lambat. Bahkan, baptisan yang pertama dilakukan baru pada 1874. Sekitar 15 tahun berselang (1890), jumlah orang Kristen yang sudah dibaptis baru mencapai jumlah 706 orang. Jumlah ini kemudian bertambah hingga mencapai 20.000 orang pada tahun 1915.
Dari 1915-1920, komunitas kristen yang ada di Nias mengalami kebangunan rohani yang teramat besar, sehingga terjadilah pertumbuhan yang amat pesat. Pada tahun 1921 telah mencapai jumlah 60.000 orang dibaptiskan – mengalami pertambahan sejumlah 40.000 ornag hanya dalam waktu lima tahun.
Pada tahun 1936, Sinode BNKP yang pertama kali dibentuk dan hingga tahun 1940 dipimpin oleh seorang misionaris Jerman. Kebangunan rohani berikutnya terjadi pada sekitar tahun 1938-1942 dan 1945-1949. Tidak hanya melahirkan pertumbuhna, namun juga perpecahan gereja (Fa’awosa kho Geheha dan Fa’awosa kho Jesu).
Sementara itu, di Nias berkembang pula sebuah gereja Advent dan Gereja Katolik Roma. Akan tetapi, BNKP tetap merupakan sebuah Gereja yang paling besar, yang mewakili 60% dari seluruh jumlah penduduk yang ada.
Oleh karena itu, Gereja ini adalah faktor penting dalam berbagai segi kehidupan masyarakat yang bermukim di pulau tersebut. Gereja ini boleh dikatakan sebagai alat pemersatu masyarakat Nias dan menjadi satu kesatuan etnik serta bahasa. Bahasa nias uatra kemudian dijadikan sebagai bahasa Alkitab dan gereja. Alkitab lengkap dalam bahasa Nias diterbitkan pada tahun 1913. Itulah sekelumit sejarah dari perkembangan gereja di Nias.
Dengan sejarah yang panjang, maka sudah seharusnya ketika para pengikutnya tetap saling menjaga silaturahmi untuk memperkuat gereja yang ada di Nias.
Inilah salah satu langkah yang dilakukan oleh JR Saragih. Dalam kunjungannya, pihak Ephorus dengan haru mengucapkan selamat atas terpilohnya JR Saragih sebagai Bupati Simalungun pada periode kedua.
JR Saragih dikenalnya, sebagai sosok pemimpin yang berintegritas, memiliki pola pikir membangun dan juga rasa sosial yang tinggi. Sejumlah kegiatan yang berlokasi di Gunungsitoli beberapa tahun lalu, ungkap beliau, mendapatkan dukungan dari JR baik secara moril maupun materil sehingga dapat dinikmati oleh warga BNKP.
Pdt Tuhoni mengharapkan agar JR semakin mengenal Nias secara menyeluruh untuk membantu dan membangun ke depan. dalam kesempatan ini, pihak ephorus memberikan kenang-kenangan buku yang bertemakan budaya dan theologis.

ConversionConversion EmoticonEmoticon